Bersyukur ataukah pelarian dari kepenatan hidup

Seseorang yang mempunyai mobil tahun 80 an,dibeli dengan susah payah,kadang mogok,kadang bisa berjalan lancar.Tetapi dia masih bisa bersyukur kepada Tuhan karena ternyata tetangga sebelah baru bisa punya motor.Tetangga yang punya motor,Supra Fit tahun terbaru walaupun dibeli dengan cara kredit,dengan menyisakan gaji yang serba pas pasan,juga bersyukur karena penjaga sekolah anaknya ternyata masih setia dengan sepeda.


Penjaga sekolah yang bersepeda pun bersyukur kepada Tuhan,karena dengan bersepeda badan menjadi sehat,aliran darah lancar dan terbebas dari berbagai penyakit,setiap minggu pagi berolahraga dengan anaknya bersepeda bersama,lain dengan tetangganya yang jarang pergi kemana mana karena dia buta.

Si Buta pun bersyukur karena dengan kebutaannya dia terbebas dari pandangan yang diharamkan agama,dia tidak mengenal apa itu vcd porno,situs porno dan berbagai macam bentuk pornografi yang biasa dikonsumsi rakus oleh mereka yang bisa melihat.

#########

Kalau melihat contoh yang diuraikan diatas,bersyukur bisa diartikan sebagai perwujudan rasa senang karena melihat kondisi diri sendiri dan keadaan yang dialami lebih baik dari keadaaan yang menimpa orang lain.Bahkan rasanya di dalam ajaran agama pun dijelaskan bahwa manusia memang harus lebih sering melihat ke bawah,jangan melihat ke atas.Karena dengan sering melihat ke bawah maka kita akan lebih pandai-pandai bersyukur.Menurut saya inilah rasa syukur yang paling kurang ajar,bersyukur karena melihat kondisi orang lain yang lebih jelek.

Dengan demikian syukur dapat juga diartikan sebagai upaya untuk memberi rasa nyaman kepada diri sendiri sehingga dengan rasa nyaman itu dia merasa berbeda kondisinya dan lebih baik dengan yang dialami orang lain.

Sedangkan idealnya rasa syukur adalah perasaan terima kasih kepada pencipta atas apa yang kita nikmati dan kita terima apapun bentuknya.Dengan demikian syukur merujuk kepada perasaan ikhlas atas keadaan dan kondisi yang dialami.maka syukur dalam versi ini tidak hanya terpaku kepada hal-hal yang menyenangkan,tetapi bisa juga meupakan sikap menerima terhadap hal-hal yang buruk yang bisa saja menimpa manusia.

Pertanyaannya adalah mungkinkah manusia bisa mewujudkan rasa syukur ketika ternyata apa yang menimpa hidupnya bukan merupakan hal-hal yang menyenangkan?Kemiskinan misalnya.Mungkin di belantara Jakarta yang keras ini sungguh sulit mewujudkan rasa syukur di tengah kemiskinan,kalau toh ada,itu hanyalah sekedar penghibur hati atas kegagalan dalam hidup…sekedar pelarian dari kepenatan hidup.


From http://www.bloggaul.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »